Cervical Cancer (Kanker Serviks)

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yang merupakan pintu masuk menuju rahim, terletak diantara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Hampir semua kanker leher rahim (99,7%) berkaitan langsung dengan infeksi sebelumnya oleh salah satu atau lebih jenis HPV (Human Papiloma Virus) yang bersifat onkogenik (Judson 1992; Walboomers et al, 1999). Infeksi terjadi setelah perempuan aktif melakukan aktivitas seksual, biasanya mulai setelah usia remaja (antara usia 20 – 30 tahun) dan perkembangan menjadi kanker leher rahim umumnya terjadi setelah 10 – 20 tahun kemudian, walau pada kasus yang jarang terjadi, beberapa jenis lesi awal bisa menjadi kanker dalam waktu singkat dalam waktu 1 – 2 tahun.

Diperkirakan sekitar 10% dari perempuan yang terinfeksi HPV akan mengalami perubahan pra-kanker pada jaringan ikat leher rahim (displasia), kemudian 8% perempuan yang mengalami perubahan pra-kanker akan menjadi kanker awal terbatas pada lapisan luar sel-sel leher rahim (CIS / Carcinoma In Situ), dan sekitar 20% perempuan yang mengalami CIS akan berkembang menjadi kanker ganas (invasive cancer) bila lesi pra-kanker atau CIS tidak terdeteksi dan tidak mendapat pengobatan.

Yang merupakan factor risiko Kanker Leher Rahim antara lain :
  1. Kegiatan seksual (usia < 20 tahun)
  2. Banyak pasangan seksual
  3. Paparan terhadap IMS
  4. Ibu atau saudara perempuan mengidap kanker leher rahim
  5. Tes PAP sebelumnya yang abnormal
  6. Penurunan kekebalan tubuh, yang disebabkan karena mengidap infeksi HIV/AIDS atau penggunaan kortikosteroid kronis (asthma dan lupus).
Gejala Klinis Kanker Leher Rahim pada stadium awal tidak begitu terasa, namun tanda-tanda sebagai berikut dapat dijadikan pegangan dalam menetapkan kecurigaan terjadinya kanker leher rahim :
  • Terasa sakit saat berhubungan seksual,
  • Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,
  • Keluar darah yang banyak (berlebihan) saat menstruasi (hipermenorea),
  • Perdarahan diluar siklus menstruasi (polimenorea),
  • Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),
  • Pada stadium lanjut: tidak ada nafsu makan, mual-mual, nyeri punggung, sakit dan bengkak pada paha, berat badan turun drastis, susah buang air, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang mudah rapuh dan nyeri panggul.
Pencegahan Kanker Leher Rahim dapat dibagi menjadi, sbb :
  • Pencegahan Primer, dilakukan dengan pemberian vaksin yang merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah kanker leher rahim dan kanker genital lainnya. Tiap orang perlu diberikan imunisasi sejak usia dini sebelum mereka aktif secara seksual. Pengendalian Faktor Risiko sangat penting (terutama factor risiko yang dapat dimodifikasi) dalam upaya pencegahan terhadap kemungkinan berkembangnya kanker leher rahim (kanker serviks).
  • Pencegahan Sekunder, dilakukan dengan mengidentifikasi dan pengobatan lesi pra- kanker lebih awal (sedini mungkin). Tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi semua perempuan berusia 30 tahun sampai 50 tahun melalui Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau pasca keguguran. Tes IVA sangat penting dilakukan bagi perempuan yang memiliki factor risiko, lebih-lebih pada perempuan yang dicurigai terpapar IMS atau HIV/AIDS.
Tes IVA dapat dilakukan di klinik-klinik yang mempunyai sarana sbb :
  1. Meja Periksa
  2. Sumber cahaya / lampu
  3. Spekulum Bivalved (Cusco or Graves)
  4. Rak atau wadah peralatan.
Cahaya harus cukup kuat agar petugas dapat melihat ujung vagina dimana serviks berada. Pemeriksaan tidak dapat dilakukan jika tidak cukup cahaya untuk melihat seluruh serviks. Penting juga dijaga agar sumber cahaya tidak telalu panas.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan Tes IVA harus tersedia ditempat, antara lain :
  1. Kapas lidi untuk swab
  2. Sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di DTT
  3. Spatula dari kayu dan atau kondom
  4. Larutan Cairan Asam Asetat 3-5% (Cuka putih dapat digunakan)
  5. Larutan Klorin 0,5% untuk dekontaminasi peralatan dan sarung tangan
  6. Formulir Catatan untuk mencatat temuan.
Asam Asetat adalah bahan utama cuka. Dianjurkan menggunakan Asam Asetat dengan konsentrasi 3-5%. Disebagian Negara tidak tersedia Cuka. Sering kali yang dijual di pasar adalah pengganti cuka yang sebenarnya adalah asam asetat. Jika Cuka atau asam asetat tidak tersedia ahli farmasi atau pemasok kimia setempat dapat mengencerkan larutan asam asetat dengan menggunakan rumus :
Total Bagian (TB) Air = (% Konsentrat : % Larutan) – 1
Pengobatan dan Tindak lanjut, Pada sebagian besar Negara dengan sumberdaya yang terbatas, Krioterapi baik sendiri atau digabung dengan LEEP (dilakukan di pusat rujukan) adalah pilihan terbaik untuk rawat jalan.

Keunggulan Krioterapi :
  • Efektif untuk lesi ukuran kecil dan sedang (angka kesembuhan 85-95%)
  • Tidak mahal
  • Dapat dilakukan oleh tenaga selain dokter
  • Tidak perlu anestesi local
  • Tidak perlu tenaga listrik
  • Sedikit komplikasi / efek samping
  • Dapat dilakukan pada masa kehamilan.
Perempuan dengan hasil tes IVA positif (SSK terlihat lesi Acetowhite), termasuk perempuan dengan kehamilan kurang dari 20 minggu, boleh mendapat pengobatan krioterapi, jika lesi :
  • Tidak dicurigai kanker
  • Menutupi serviks tidak lebih dari 75%
  • Tidak meluas sampai dinding vagina atau kanal serviks di luar jangkauan krioprob
  • Meluas tidak lebih dari 2 mm dari diameter prob krioterapi termasuk ujung prob.
Bila tidak memenuhi criteria tersebut diatas, maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu untuk dilakukan pemeriksaan dan tindakan terapi lebih lanjut (baik berupa kemoterapi, radioterapi maupun operasi).

Krioterapi dapat dilakukan di klinik yang memiliki peralatan dan sarana sbb :
  1. Meja periksa
  2. Sumber cahaya yang memadai
  3. Spekulum Cocor Bebek (Cusco atau Graves)
  4. Nampan atau wadah peralatan
  5. Unit Krioterapi
  6. Pasokan CO2 atau NO2 yang teratur.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template Blue Surfing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP