Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka

Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka tiap tahunnya jatuh pada sehari setelah tilem Kesanga pada penanggal 1 sasih Kedasa.

Secara umum rentetan kegiatan yang dilakukan Umat Hindu di Bali dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka  adalah sebagai berikut :

Pada Hari sehari sebelum Hari Raya Nyepi, pada Hari Tilem Sasih Kesanga, Umat Hindu melaksanakan Upacara Bhuta Yadnya (Pecaruan Tawur Kesanga / Pengerupukan) dilanjutkan dengan pawai Ogoh-ogoh Karya Seni oleh Seniman / Sekha Truna Truni Banjar Umat Hindu di Bali, yaitu upacara penyucian alam semesta dengan melaksanakan upacara persembahan (upah) kepada Sang Bhuta Kala serta menghalaunya menuju tempat yang kosong dan aman agar tidak mengganggu pada Hari Raya Nyepi dalam melaksanaan upacara Yoga Samadhi / Tapa Beratha Penyepian. Upacara dilakukan mulai dari Perempatan Agung, Perempatan Desa, Balai Banjar dan terakhir di pekarangan umat Hindu masing-masing.

Pelaksanaan Tawur Kesanga dan Pengerupukan misalnya seperti yang dilaksanakan di wilayah Desa Pakraman Gelgel setiap tahunnya (sesuai dengan surat edaran Bendesa Desa Pakraman Gelgel), bahwa Upacara Tawur Kesanga yang dilaksanakan pada Hari Tilem Kesanga sehari sebelum Hari Raya Nyepi, adalah sebagai berikut :

  1. Di Desa Pakraman : Caru Manca Sate beserta kelengkapannya, bertempat di Catuspate Desa (di Tugu Pertigaan Desa Gelgel), jam 14.30 wita. 
  2. Di Banjar : Caru Eka Sate atau Manca Sate beserta kelengkapannya, bertempat di Catuspate Banjar, jam 15.30 wita. 
  3.  Di Rumah Tangga : 
  • Di Sanggah Pemerajan menghaturkan : Pejati asoroh, canang lengewangi, buratwangi, nunas tirta lan bija. 
  • Di Natar Pemerajan lan Natar Rumah menghaturkan : segehan 11 tanding iwak bawang jahe. 
  • Di Jaba Nanceb sanggah cucuk disebelah kanan pintu keluar masuk pekarangan dengan upakara pejati asoroh, daanan tumpeng ketan, penyeneng lauk jangan kacang panjang, sujang gancet berisi arak berem katur ring Sang Kaki Kala Rogha. 
  • Di Bawah sanggah cucuk segehan manca warna 9 tanding, olahan ayam brumbun katur ring Sang Butha Raja - Sang Kala Raja. Segehan cacahan 108 tanding, ulam nyane jejeroan matah, segehan agung asoroh katur ring Sang Butha Bala - Sang Kala Bala. Upakara tersebut diaturkan pada saat sandikaon pukul 18.30 wita. 
  • Mebyekala lan Maprascita tur Mabuu-buu : Setelah selesai menghaturkan upacara tersebut diatas, semua anggota keluarga (kecuali yang belum meketus) mebyekala lan maprascita dihalaman rumah. Dilanjutkan dengan mabuu-buu atau meobor-obor berkeliling rumah dengan sarana : obor / prakpak, bunyi-bunyian (kulkul bambu) disertai dengan menyemburkan tri ketuka (kesuna, jangu, mesui) diringi mantra tetulak pengunduran bhuta kala : " OM SANGHYANG PURUSANGKARA, SIRE DEWANING BHUTAKALA, UNDURAKNA DOH KELAWAN MAMI, OM SANG BHUTA SANGHARA RAJA. 
Upacara Bhuta Yadnya (Pecaruan Tawur Kesanga / Pengerupukan) seperti tersebut diatas selesai kemudian baru dilanjutkan dengan Pawai Ogoh-ogoh berkeliling sewengkon (wilayah) Desa Pekraman / Desa Adat, menghalau Sang Butha Kala menuju tempat yang kosong dan aman agar tidak mengganggu pada Hari Raya Nyepi dimana Umat melaksanaan upacara Yoga Samadhi / Tapa Beratha Penyepian.
Pada Hari Raya Nyepi yaitu pada awal Tahun Baru Saka (pada penanggal 1 Sasih Kedasa), umat Hindu melaksanakan Upacara Yoga Samadhi / Beratha Penyepian meliputi Catur Beratha Penyepian yaitu : Amati Geni (berpantang menyalakan Api); Amati Karya (berpantang bekerja / menghentikan kegiatan bekerja); Amati Lelanguan (berpantang pada hiburan / menghentikan kesenangan); dan Amati Lelungaan (berpantang bepergian). Makna dari Hari raya Nyepi ini bahwa dalam suasana sepi kita hendaknya dapat mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri kita dan inti sari kehidupan semesta. Lakukan Berata penyepian upawasa (tidak makan dan minum), mona brata (tidak berkomunikasi), dan jagra (tidak tidur). Upacara Yoga Samadhi / Beratha Penyepian ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari (24 jam) penuh (tenget) dimulai pada pagi hari pukul 06.00 dan selesai pada pagi hari besoknya pukul 06.00.  

Pada Hari berikutnya (sehari setelah Hari raya Nyepi) adalah Hari Raya Ngembak Geni, segenap isi rumah keluar pekarangan melakukan Dharma Santi saling bermaaf-maafan diantara Umat sedharma atas segala aktivitas yang dilakukan 1 (satu) tahun yang baru berlalu, serta dimulainya kegiatan baru dalam suasana batin yang telah bersih dan dipenuhi kebijaksanaan. Kegiatan Dharma Santi ini dimulai setelah pukul 07.00.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template Blue Surfing by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP